Bekasi merupakan kota yang strategis dan dekat dengan ibukota Negara yaitu Jakarta. Perkembangan industri semakin pesat, perumahan-perumahan mewah sudah semakin banyak didirikan dan dijumpai disana. Dan jumlah penduduknya juga semakin meningkat.
Dengan adanya industri-industri yang semakin banyak bertambah, memberikan dampak positif atau negatif bagi masyarakat. Dampak positifnya dapat memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada. Tapi sebaliknya dampak negatifnya banyak lahan-lahan pertanian, perkebunan yang dijual untuk didirikan industri. Sehingga lahan-lahan yang produktif berkurang. Dan sebagaian dari mereka tidak dapat bekerja di industri tersebut. Mereka tidak diterima dengan alasan tuntutan pendidikan dan kualitas kerja mereka kurang.
Sehingga menambah jumlah pengangguran dan kemiskinan di daerah tersebut. Karena mereka yang dulunya berkerja di sawah atau kebun untuk bertani / bercocok tanam sekarang mereka kehilangan pekerjaannya itu.
Identik dengan kemiskinan yang berhubungan dengan pendidikan. Dimana tidak ada jaminan masa depan bagi mereka keluarga miskin. Karena tidak adanya investasi untuk pendidikan. Dan diantara mereka belum banyak yang mengerti tentang sebenarnya pendidikan dan untuk apa pendidikan? .
Sehingga masih cukup banyak orangtua yang tidak bisa menyekolahkan anaknya. Dengan asumsi “ untuk makan aja susah, gimana mau sekolah anak ? ”. Sehingga anak-anak mereka disuruh bekerja mencari uang untuk membantu kebutuhan keluarga. Bahkan diantara mereka ada yang menjadi pengamen, mencari barang-barang bekas untuk nantinya dijual pada pedagang asongan. Itu semua mereka lakukan untuk bisa makan sehari-hari.
Sehingga anak-anak itu tidak bisa mendapatkan pendidikan yang selayaknya mereka dapatkan dianak seusia mereka. Kalau ini berlanjut seperti ini maka mereka tidak akan berkembang dan berubah. Sesuai UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dan seharusnya mereka juga mendapatkannya.
Pendidikan sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan secara formal di sekolah. Tetapi bisa dilaksanakan secara non formal, yaitu belajar dilaksanakan dirumah, alam terbuka, dan diwaktu-waktu yang mereka kehendaki. Sehingga tanpa menganggu mereka dalam bekerja dan membantu orangtua.
Dengan sistem pendidikan seperti itu mereka bisa belajar seperti layaknya teman-teman seusianya. Mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman. Tak hanya itu mereka juga bisa belajar berkarya, berkreasi sesuai dengan kreatifitasnya. Seperti memanfaatkan barang-barang bekas yang nantinya didaur ulang atau dimodifikasi. Seperti botol / kaleng bekas bisa dibuat lampion, vas bunga, mainan, dll. Kemudian kardus bisa dibuat pas foto, tempat pensil, dll. Dan masih banyak yang bisa dimanfaatkan lagi.
Walaupun dengan bahan-bahan seadanya tapi itu bisa dibuat menjadi hasil karya yang cukup menarik dan unik. Dan dari hasil karya itu bisa mereka jual yang hasil penjualannya juga tidak sedikit. Dengan demikian mereka tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan saja, tetapi bisa terampil dan menghasilkan uang.
Dengan mereka bisa belajar dan berkarya seperti itu bisa merubah kehidupan mereka. Sehingga kebodohan dan kemiskinan bisa sedikit demi sedikit bisa diatasi.
Namun orang-orang yang mau peduli dengan mereka masih sedikit, sehingga masih perlu adanya kesadaran untuk ditingkatkan.
Kita sebagai generasi penerus bangsa, seharusnya punya kepedulian yang tinggi terhadap mereka. Mari kita saling berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, ide-ide, kreatifitas pada mereka. Sehingga kita bisa membantu untuk mengurangi kebodohan yang menyebabkan kemiskinan. Bersama-sama membantu dan peduli pada mereka yang membutuhkan demi kemajuan bangsa, khususnya di kota Bekasi.
Dengan adanya industri-industri yang semakin banyak bertambah, memberikan dampak positif atau negatif bagi masyarakat. Dampak positifnya dapat memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada. Tapi sebaliknya dampak negatifnya banyak lahan-lahan pertanian, perkebunan yang dijual untuk didirikan industri. Sehingga lahan-lahan yang produktif berkurang. Dan sebagaian dari mereka tidak dapat bekerja di industri tersebut. Mereka tidak diterima dengan alasan tuntutan pendidikan dan kualitas kerja mereka kurang.
Sehingga menambah jumlah pengangguran dan kemiskinan di daerah tersebut. Karena mereka yang dulunya berkerja di sawah atau kebun untuk bertani / bercocok tanam sekarang mereka kehilangan pekerjaannya itu.
Identik dengan kemiskinan yang berhubungan dengan pendidikan. Dimana tidak ada jaminan masa depan bagi mereka keluarga miskin. Karena tidak adanya investasi untuk pendidikan. Dan diantara mereka belum banyak yang mengerti tentang sebenarnya pendidikan dan untuk apa pendidikan? .
Sehingga masih cukup banyak orangtua yang tidak bisa menyekolahkan anaknya. Dengan asumsi “ untuk makan aja susah, gimana mau sekolah anak ? ”. Sehingga anak-anak mereka disuruh bekerja mencari uang untuk membantu kebutuhan keluarga. Bahkan diantara mereka ada yang menjadi pengamen, mencari barang-barang bekas untuk nantinya dijual pada pedagang asongan. Itu semua mereka lakukan untuk bisa makan sehari-hari.
Sehingga anak-anak itu tidak bisa mendapatkan pendidikan yang selayaknya mereka dapatkan dianak seusia mereka. Kalau ini berlanjut seperti ini maka mereka tidak akan berkembang dan berubah. Sesuai UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dan seharusnya mereka juga mendapatkannya.
Pendidikan sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan secara formal di sekolah. Tetapi bisa dilaksanakan secara non formal, yaitu belajar dilaksanakan dirumah, alam terbuka, dan diwaktu-waktu yang mereka kehendaki. Sehingga tanpa menganggu mereka dalam bekerja dan membantu orangtua.
Dengan sistem pendidikan seperti itu mereka bisa belajar seperti layaknya teman-teman seusianya. Mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman. Tak hanya itu mereka juga bisa belajar berkarya, berkreasi sesuai dengan kreatifitasnya. Seperti memanfaatkan barang-barang bekas yang nantinya didaur ulang atau dimodifikasi. Seperti botol / kaleng bekas bisa dibuat lampion, vas bunga, mainan, dll. Kemudian kardus bisa dibuat pas foto, tempat pensil, dll. Dan masih banyak yang bisa dimanfaatkan lagi.
Walaupun dengan bahan-bahan seadanya tapi itu bisa dibuat menjadi hasil karya yang cukup menarik dan unik. Dan dari hasil karya itu bisa mereka jual yang hasil penjualannya juga tidak sedikit. Dengan demikian mereka tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan saja, tetapi bisa terampil dan menghasilkan uang.
Dengan mereka bisa belajar dan berkarya seperti itu bisa merubah kehidupan mereka. Sehingga kebodohan dan kemiskinan bisa sedikit demi sedikit bisa diatasi.
Namun orang-orang yang mau peduli dengan mereka masih sedikit, sehingga masih perlu adanya kesadaran untuk ditingkatkan.
Kita sebagai generasi penerus bangsa, seharusnya punya kepedulian yang tinggi terhadap mereka. Mari kita saling berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, ide-ide, kreatifitas pada mereka. Sehingga kita bisa membantu untuk mengurangi kebodohan yang menyebabkan kemiskinan. Bersama-sama membantu dan peduli pada mereka yang membutuhkan demi kemajuan bangsa, khususnya di kota Bekasi.
.:. BEKASI GO PROGRESS FUTURE .:.
1 komentar:
majulah..
1 Februari 2010 pukul 16.53Posting Komentar